Cerita Pendek (Cerpen): Pengertian, Ciri, Struktur, Unsur, Nilai, Jenis, dan Contohnya Lengkap

Pelajari pengertian cerita pendek (cerpen), ciri-ciri, struktur, kaidah kebahasaan, unsur, nilai, jenis, dan contoh cerpen populer. Penjelasan mudah dipahami untuk siswa SMA kelas XI lengkap dengan contoh.



1. Pengertian Cerita Pendek

Cerita pendek atau cerpen adalah karya sastra berbentuk prosa yang menceritakan kisah kehidupan manusia secara singkat dan padat.
Cerpen biasanya hanya menyoroti satu konflik utama dan berakhir dengan penyelesaian yang cepat.

Ciri khasnya: pembaca bisa menamatkan cerpen dalam sekali duduk (sekitar 5–10 menit).

Contoh:
Cerpen “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis menceritakan tentang tokoh yang rajin beribadah tapi lupa berbuat baik pada sesama.

2. Ciri-Ciri Cerpen

  1. Panjang cerita singkat (sekitar 500–5.000 kata).
  2. Hanya memiliki satu alur utama.
  3. Mengisahkan sedikit tokoh dengan karakter yang jelas.
  4. Latar waktu dan tempat terbatas.
  5. Konflik dan penyelesaian berlangsung cepat.
  6. Memberi kesan tunggal pada pembaca.

3. Struktur Cerpen

Struktur cerpen membantu memahami alur cerita dari awal sampai akhir:

StrukturPenjelasanContoh
AbstrakGambaran umum isi cerita (kadang tidak selalu ada).“Suatu pagi yang dingin, aku teringat pertemuanku dengan dia di stasiun itu.”
OrientasiPengenalan tokoh, waktu, dan tempat.“Aku baru pindah ke kota itu dan tinggal di rumah sewa kecil di pinggir sungai.”
KomplikasiMunculnya masalah atau konflik.“Namun, malam itu aku mendengar suara tangisan dari rumah sebelah.”
KlimaksPuncak ketegangan cerita.“Aku memberanikan diri membuka pintu dan menemukan sesuatu yang mengejutkan.”
ResolusiPenyelesaian konflik.“Ternyata, suara itu berasal dari anak kecil yang kehilangan ibunya.”
KodaPesan atau penutup cerita.“Sejak malam itu, aku belajar bahwa kebaikan kecil bisa berarti besar bagi orang lain.”

4. Kaidah Kebahasaan Cerpen

Bahasa dalam cerpen punya ciri khas tertentu, antara lain:

  1. Kata ganti orang – biasanya “aku”, “dia”, atau “mereka”.
  2. Kata kerja material – menunjukkan tindakan (berlari, menangis, menatap).
  3. Kata kerja mental – menunjukkan perasaan atau pikiran (merasa, berharap, menyesal).
  4. Kalimat langsung dan tidak langsung – untuk dialog.
  5. Majas (gaya bahasa) – seperti metafora, simile, atau personifikasi untuk memperindah cerita.
  6. Kata-kata yang menggambarkan suasana – seperti “sunyi”, “mendung”, “hangat”.

5. Unsur-Unsur Cerpen

Unsur cerpen terbagi dua:

A. Unsur Intrinsik (dari dalam cerita)

  1. Tema – ide utama cerita.
  2. Tokoh dan penokohan – pelaku dan wataknya.
  3. Alur (plot) – urutan peristiwa.
  4. Latar – tempat, waktu, dan suasana.
  5. Sudut pandang – cara penulis menyampaikan cerita (akuan atau orang ketiga).
  6. Amanat – pesan moral atau nilai yang ingin disampaikan.

B. Unsur Ekstrinsik (dari luar cerita)

  1. Latar belakang pengarang
  2. Nilai sosial, budaya, moral, atau agama
  3. Kondisi masyarakat saat cerita dibuat

6. Nilai-Nilai dalam Cerpen

Cerpen sering menyampaikan nilai kehidupan, misalnya:

Jenis NilaiContoh dalam Cerpen
Nilai moralMengajarkan kejujuran, tanggung jawab, atau kasih sayang.
Nilai sosialMenunjukkan pentingnya tolong-menolong dan empati.
Nilai budayaMenggambarkan adat istiadat, tradisi, atau cara hidup suatu masyarakat.
Nilai religiusMengajarkan hubungan manusia dengan Tuhan.

7. Jenis-Jenis Cerpen

Berdasarkan isi dan gaya penulisannya, cerpen bisa dibagi menjadi beberapa jenis:

Jenis CerpenCiri UtamaContoh
Cerpen realisMenggambarkan kehidupan nyata.“Anak Kebanggaan” karya Motinggo Busye
Cerpen romantisBertema cinta dan perasaan.“Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono
Cerpen humorBertujuan menghibur, lucu.“Surat dari Ibu Guru” karya Arswendo Atmowiloto
Cerpen inspiratif/motivatifMengandung pesan moral atau semangat hidup.“Laskar Pelangi” (kisah singkatnya) karya Andrea Hirata
Cerpen fantasiMengandung unsur imajinatif atau supranatural.“Malin Kundang” versi modern

8. Contoh Cerpen Populer di Indonesia

Beberapa cerpen terkenal yang sering dipelajari di sekolah:

  1. “Robohnya Surau Kami” – A.A. Navis
    ➤ Kritik terhadap orang yang terlalu fokus beribadah tapi tidak peduli pada sesama.
  2. “Anak Kebanggaan” – Motinggo Busye
    ➤ Tentang konflik batin orang tua dan anak.
  3. “Malam Terakhir” – Mochtar Lubis
    ➤ Tentang keteguhan hati seseorang menjelang ajal.
  4. “Sepotong Senja untuk Pacarku” – Seno Gumira Ajidarma
    ➤ Cerita romantis penuh imajinasi dan keindahan bahasa.

Posting Komentar

0 Komentar